Selamat Datang di Blogx DIANA

Kamis, 23 Februari 2012

kisah bunga hitam

Aku adalah Dandelion yang tumbuh di padang belukar bersama tanaman liar lain. Pagi itu bunga hitam sahabatku manangis tersedu-sedu. "ilalang terus menerus menghinaku. kelopakku yang berwarna hitam ini memang buruk. aroma daunku juga tidak sedap. apalagi ada getah lengket didahanku. sebenarnya........Aku juga tidak mau seperti

ini....tapi.... mau bagaimana lagi? kenapa ilalang menghinaku terus? ujar bunga hitam sambil tersedu. kulirik ilalang yang angkuh. ia pura-pura tidak mendengar isak tangis bunga hitam. daunya yang panjang dan tinggi bergoyang-goyang ditiup angin. " jangan begitu, lang. kamu juga kan, punya kekurangan. kalau mau aku dan teman-teman disini juga bisa mengatakan kekuranganmu. tapi kami semua tidak mau. menghina kekurangan mahluk lain, kan, tidak ada gunanya," kataku pada ilalang. namun ilalang hanya melirik dan tersenyum sinis. huh, memang percuma bicara dengan ilalang yang menyebalkan itu. keesokan harinya, keadaan di padang belukar ini semakin buruk. perbuatan jelek ilalang ternyata menular ketanaman lainya. "kamu sudah hitam, bau,, lengket lagi," putri malu ikut-ikutan menghina. " pantas, tidak seekor serangga pun yang mau mendekatimu," kata rumput gajah. " iyah, kumbang-kumbang yang melintas di dekatmu selalu kerepotan menahan napas," kata belukar gatal. apalagi semut-semut yang malang itu. mereka menyangka kau makanan yang bisa diangkut ke sarang mereka. tapi ternyata mereka malah tertangkap getahmu yang lengket, sambung ilalang. aku semakin sedih melihat kesedihan bunga hitam. usahaku mengingatkan mereka percuma saja. dengar, Dandelion! bau bunga hitam membuat kita menjadi susah juga. hampir tidak ada serangga yang mau datang ke dekat kita. untung masih ada beberapa kumbang dan kupu-kupu yang mau menyerbu kita, tukas bunga matahari yang jangkung. dia tampak sangat kesal pada bunga hitam. tapi kasihan bunga hitam. dia tidak bisa berbuat apa-apa. apa kalian pikir, ia bisa mengubah dirinya setelah kalian marah-marah? kataku jengkel. "hai lihat. itu bunga hitam yang kita cari!" seru seseorang yang tampaknya penjaga istana. mana coba kulihat! jawab yang lain. dari pakaianya, kelihatanya ia seorang tabib. bersama beberapa penjaga istana, ia memasuki ladang belukar kami. tabib tua yang tampak bijaksana itu lalu mendekati bunga hitam yang ketakutan. terdengar beberapa temanku tertawa kecil. ya, betul, ini yang kita cari selama ini. lahat getahnya banyak dan matang. cocok untuk ramuan obat tuan putri, seru tabib. " ramuan obat tuan putri?" bisik teman-temanku. tawa ejekan mereka seketika berhenti. mereka tamak bingung dan tidak percaya. "ayo, cabut dia dari tanah dengan hati-hati. jangan ada akar yang tertinggal. kita harus menanamnya di kebun istana!" kebun istana? kembali terdengar bisikan teman-temanku. tidak hanya getahnya yang berguna daunya pun sangat baik untuk membersihkan peralatan perang. bau di daunya bisa hilang setelah kita rendam air selama dua malam. sementara kelopaknya yang berwarna hitam sangat baik untuk bahan mencelup kain. ia tanaman yang penuh manfaat, sambung tabib. penuh manfaat? bisik teman-temanku lagi. penjaga istana mencabut bunga hitam dengan perlahan dan hati-hati. serabut akarnya yang halus lalu ditanam di dalam pot yang telah disediakan. "ah ada satu lagi. Dandelion. bila angin bertiup, biji-bijinya yang ringan akan berterbangan dan hinggap dimana saja. lalu tumbuh menjadi tanaman baru. kita tanam saja dia di kebun istana. setelah sembuh, tuan putri pasti akan senang meniupnya, dan membiarkan benihnya bertebaran di angkasa. ffhhh........, tabib salah satu bungaku yang telah mengering. seperti bulu-bulu mungil dan halus, perlahan biji-bijiku berterbangan memenuhi udara. teman-temanku berdecak kagum. seorang istana mencabut tubuhku perlahan. seperti bunga hitam aku lalu ditanam di dalam pot. aku masih punya beberapa kuntum bunga yang mulai mengering. semoga aku bisa bertahan didalam pot ini. dan bisa mempersembahkan biji-bijiku yang indah untuk ditiup tuan putri nanti. rombongan penjaga istana beserta tabib pergi meninggalkan padang belukar. kulambaikan tangan pada teman-teman yang menatap kepergian kami dengan tidak percaya. kulirik bunga hitam yang tersenyum haru. "terimakasi, kau slalu membelaku saat aku disakiti. tapi ada hal lain yang membuatku benar-benar bahagia," katanya. "apa?" kita tetap bersama!" ujarnya sambil tersenyum manis. (cerita oleh Ilvi)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar